Banyak penderita tumor dan kanker yang berusaha mencari obat tumor alternatif yang aman di konsumsi secara rutin tanpa ada efek sampingnya. Dalam pemikiran banyak kalangan, obat tumor alternatif di konsumsi ini mengobati penyakit tumor dan kanker tanpa harus melakukan operasi. Minum obat tumor dan kanker ini tindakan untuk mengobati penyakit tumor. Mereka takut untuk menjalani pengobatan yang akan dilakukan yang sudah dianjurkan dokter yang menanganinya karena takut efek samping yang akan terjadi serta biaya yang dianggap mahal serta berbagai alasan lain.
Manfaat Uji Klinik Obat Tumor
Pada dasarnya uji klinik obat tumor dan kanker ini sangat bermanfaat karena bertujuan uuntuk memastikan efektivitas, keamanan dan gambaran efek samping yang sering timbul pada manusia akibat pemberian suatu obat tumor dan kanker. Uji klinik obat tumor dan kanker ini terdiri dari uji fase I sampai IV. Suatu pengobatan yang menggunakan obat tumor ini baru harus melalui uji klinik sebelum diijinkan pemakaiannya kepada penderita.Penilaian Dari Uji Klinik Obat Tumor
Pada uji klinik, suatu obat tumor dan obat kanker baru akan dinilai, apakah memang benar-benar bermanfaat , bagaimana cara kerja pengobatan tumor yang baru ini, apakah obat ini memberikan hasil yang lebih baik dari obat standar yang sudah ada dan sudah digunakan dan hasilnya sudah terukur, apa efek sampingnya, apakah efek samping obat tumor yang terjadi lebih hebat dibanding obat yang sudah ada sebelumnya, apakah keuntungannya lebih tinggi dibanding efek samping yang ditimbulkan , pada penyakit kanker jenis mana obat ini yang paling tepat.Tahapan Dalam Uji Klinik Obat Tumor
Berikut tahapan dalam uji klinik obat tumor dan kanker sebelum obat tumor dan kanker tersebut di produksi dan dipasarkan. Antara lain sebagai berikut :- Fase I. Obat untuk tumor maupun obat kanker yang baru dibuatditeliti dari segi keamanan obat tersebut. Fase ini merupakan pengujian suatu obat baru untuk pertama kalinya pada manusia, biasanya dilakukan pada sukarelawan . Diteliti besarnya dosis tunggal yang dapat diterima artinya yang tidak menimbulkan efek samping serius. Juga diteliti sifat farmakokinetik dan farmakodinamik obat tersebut. Dilakukan oleh orang-orang yang ahli dibidangnya dan dikerjakan di tempat yang sarananya cukup lengkap, dengan subjek berkisar 20-50 orang.
- Fase II. Obat tumor dan obat kanker dicobakan pada penderita tumor dan kanker yang kelak akan diobati dengan calon obat ini. Protokol penelitian dibuat oleh tim ahli dibidangnya, dinilai terlebih dahulu oleh panitia kode etik, dan protokol harus diikuti secara ketat, seleksi penderita harus cermat dan setiap penderita harus dimonitor dengan intensif. Pada fase ini dilihat efek farmakologik, penderita diberikan dosis tertinggi yang tidak menimbulkan efek samping hebat dan dilihat efek obat pada kanker. Efek samping pada penderita juga diteliti. Jumlah subjek pada fase ini antara 100-200 penderita.
- Fase III. Pada fase ini tim peneliti berdiskusi untuk memastikan bahwa suatu obat tumor baru benar-benar berkhasiat dan untuk mengetahui kedudukannya dibandingkan dengan obat standart yang sudah ada. Dilakukan pada sejumlah besar penderita tumor yang tidak terseleksi ketat sehingga menyerupai keadaan sebenarnya dalam penggunaan sehari-hari di masyarakat. Pada fase ini dibandingkan antara obat yang baru dengan obat standart yang sudah ada, juga dibandingkan obat yang sama tetapi dengan dosis berbeda. Bila hasil uji klinik fase tiga menunjukkan bahwa obat baru ini cukup aman dan efektif, maka obat dapat diijinkan untuk dipasarkan. Jumlah penderita yang diikutsertakan pada fase ini paling sedikit 500 orang.
- Fase IV. Dalam tahap ini, Obat tumor dan obat kanker ini diteliti dan di survei dengan metode epidemiologik yaitu sebuah metode yang menyangkut efek samping maupun efektivitas obat. Merupakan pengamatan terhadap obat yang telah dipasarkan. Dapat juga berupa uji klinik jangka panjang dalam skala besar untuk menentukan efek obat terhadap mortalitas (angka kematian) dan morbiditas (angka kesakitan) sehingga datanya menentukan status obat yang bersangkutan dalam pengobatan. Pada saat ini, waktu yang diperlukan untuk pengembangan suatu obat baru, mulai dari sintesis bahan kimianya sampai dipasarkan, dapat mencapai waktu 10 tahun atau lebih dengan biaya yang sangat mahal.
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment